Kamis, 13 Desember 2012

Asal Usul Sejarah Pulau Bali


Asal Usul Sejarah Bali Lengkap

Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan.

Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.

ASAL USUL SEJARAH PULAU BALI
MASA PRASEJARAH
Zaman prasejarah Bali merupakan awal dari sejarah masyarakat Bali, yang ditandai oleh kehidupan masyarakat pada masa itu yang belum mengenal tulisan. Walaupun pada zaman prasejarah ini belum dikenal tulisan untuk menuliskan riwayat kehidupannya, tetapi berbagai bukti tentang kehidupan pada masyarakat pada masa itu dapat pula menuturkan kembali keadaanya Zaman prasejarah berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang, maka bukti-bukti yang telah ditemukan hingga sekarang sudah tentu tidak dapat memenuhi segala harapan kita.

Berkat penelitian yang tekun dan terampil dari para ahli asing khususnya bangsa Belanda dan putra-putra Indonesia maka perkembangan masa prasejarah di Bali semakin terang. Perhatian terhadap kekunaan di Bali pertama-tama diberikan oleh seorang naturalis bernama Georg Eberhard Rumpf, pada tahun 1705 yang dimuat dalam bukunya Amboinsche Reteitkamer. Sebagai pionir dalam penelitian kepurbakalaan di Bali adalah W.O.J. Nieuwenkamp yang mengunjungi Bali pada tahun 1906 sebagai seorang pelukis. Dia mengadakan perjalanan menjelajahi Bali. Dan memberikan beberapa catatan antara lain tentang nekara Pejeng, Trunyan, dan Pura Bukit Penulisan. Perhatian terhadap nekara Pejeng ini dilanjutkan oleh K.C Crucq tahun 1932 yang berhasil menemukan tiga bagian cetakan nekara Pejeng di Pura Desa Manuaba, Tegallalang.

Penelitian prasejarah di Bali dilanjutkan oleh Dr. H.A.R. van Heekeren dengan hasil tulisan yang berjudul Sarcopagus on Bali tahun 1954. Pada tahun 1963 ahli prasejarah putra Indonesia Drs. R.P. Soejono melakukan penggalian ini dilaksanakan secara berkelanjutan yaitu tahun 1973, 1974, 1984, 1985. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap benda-benda temuan yang berasal dari tepi pantai Teluk Gilimanuk diduga bahwa lokasi Situs Gilimanuk merupakan sebuah perkampungan nelayan dari zaman perundagian di Bali. Di tempat ini sekarang berdiri sebuah museum.

Berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan hingga sekarang di Bali, kehidupan masyarakat ataupun penduduk Bali pada zaman prasejarah Bali dapat dibagi menjadi :

Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana
Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut
Masa bercocok tanam
Masa perundagian

MASA BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN TINGKAT SEDERHANA
Sisa-sisa dari kebudayaan paling awal diketahui dengan penelitian-penelitian yang dilakukan sejak tahun 1960 dengan ditemukan di Sambiran (Buleleng bagian timur), serta di tepi timur dan tenggara Danau Batur (Kintamani) alat-alat batu yang digolongkan kapak genggam, kapak berimbas, serut dan sebagainya. Alat-alat batu yang dijumpai di kedua daerah tersebut kini disimpan di Museum Gedong Arca di Bedulu, Gianyar.

Kehidupan penduduk pada masa ini adalah sederhana sekali, sepenuhnya tergantung pada alam lingkungannya. Mereka hidup mengembara dari satu tempat ketempat lainnya (nomaden). Daerah-daerah yang dipilihnya ialah daerah yang mengandung persediaan makanan dan air yang cukup untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Hidup berburu dilakukan oleh kelompok kecil dan hasilnya dibagi bersama. Tugas berburu dilakukan oleh kaum laki-laki, karena pekerjaan ini memerlukan tenaga yang cukup besar untuk menghadapi segala bahaya yang mungkin terjadi. Perempuan hanya bertugas untuk menyelesaikan pekerjaan yang ringan misalnya mengumpulkan makanan dari alam sekitarnya. Hingga saat ini belum ditemukan bukti-bukti apakah manusia pada masa itu telah mengenal bahasa sebagai alat bertutur satu sama lainnya.

Walaupun bukti-bukti yang terdapat di Bali kurang lengkap, tetapi bukti-bukti yang ditemukan di Pacitan (Jawa Timur) dapatlah kiranya dijadikan pedoman. Para ahli memperkirakan bahwa alat-alat batu dari Pacitan yang sezaman dan mempunyai banyak persamaan dengan alat-alat batu dari Sembiran, dihasilkan oleh jenis manusia. Pithecanthropus erectus atau keturunannya. Kalau demikian mungkin juga alat-alat baru dari Sambiran dihasilkan oleh manusia jenis Pithecanthropus atau keturunannya.

MASA BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN TINGKAT LANJUT
Pada masa ini corak hidup yang berasal dari masa sebelumnya masih berpengaruh. Hidup berburu dan mengumpulkan makanan yang terdapat dialam sekitar dilanjutkan terbukti dari bentuk alatnya yang dibuat dari batu, tulang dan kulit kerang. Bukti-bukti mengenai kehidupan manusia pada masa mesolithik berhasil ditemukan pada tahun 1961 di Gua Selonding, Pecatu (Badung). Gua ini terletak di pegunungan gamping di Semenanjung Benoa. Di daerah ini terdapat goa yang lebih besar ialah Gua Karang Boma, tetapi goa ini tidak memberikan suatu bukti tentang kehidupan yang pernah berlangsung disana. Dalam penggalian Gua Selonding ditemukan alat-alat terdiri dari alat serpih dan serut dari batu dan sejumlah alat-alat dari tulang. Di antara alat-alat tulang terdapat beberapa lencipan muduk yaitu sebuah alat sepanjang 5 cm yang kedua ujungnya diruncingkan.

Alat-alat semacam ini ditemukan pula di sejumlah gua Sulawesi Selatan pada tingkat perkembangan kebudayaan Toala dan terkenal pula di Australia Timur. Di luar Bali ditemukan lukisan dinding-dinding gua, yang menggambarkan kehidupan sosial ekonomi dan kepercayaan masyarakat pada waktu itu. Lukisan-lukisan di dinding goa atau di dinding-dinding karang itu antara lain yang berupa cap-cap tangan, babi rusa, burung, manusia, perahu, lambang matahari, lukisan mata dan sebagainya. Beberapa lukisan lainnya ternyata lebih berkembang pada tradisi yang lebih kemudian dan artinya menjadi lebih terang juga di antaranya adalah lukisan kadal seperti yang terdapat di Pulau Seram dan Papua, mungkin mengandung arti kekuatan magis yang dianggap sebagai penjelmaan roh nenek moyang atau kepala suku.

MASA BERCOCOK TANAM
Masa bercocok tanam lahir melalui proses yang panjang dan tak mungkin dipisahkan dari usaha manusia prasejarah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya pada masa-masa sebelumnya. Masa neolithik amat penting dalam sejarah perkembangan masyarakat dan peradaban, karena pada masa ini beberapa penemuan baru berupa penguasaan sumber-sumber alam bertambah cepat. Penghidupan mengumpulkan makanan (food gathering) berubah menjadi menghasilkan makanan (food producing). Perubahan ini sesungguhnya sangat besar artinya mengingat akibatnya yang sangat mendalam serta meluas kedalam perekonomian dan kebudayaan.

Sisa-sisa kehidupan dari masa bercocok tanam di Bali antara lain berupa kapak batu persegi dalam berbagai ukuran, belincung dan panarah batang pohon. Dari teori Kern dan teori Von Heine-Geldern diketahui bahwa nenek moyang bangsa Austronesia, yang mulai datang di kepulauan kita kira-kira 2000 tahun S.M ialah pada zaman neolithik. Kebudayaan ini mempunyai dua cabang ialah cabang kapak persegi yang penyebarannya dari dataran Asia melalui jalan barat dan peninggalannya terutama terdapat di bagian barat Indonesia dan kapak lonjong yang penyebarannya melalui jalan timur dan peninggalan-peninggalannya merata dibagian timur negara kita. Pendukung kebudayaan neolithik (kapak persegi) adalah bangsa Austronesia dan gelombang perpindahan pertama tadi disusul dengan perpindahan pada gelombang kedua yang terjadi pada masa perunggu kira-kira 500 S.M. Perpindahan bangsa Austronesia ke Asia Tenggara khususnya dengan memakai jenis perahu cadik yang terkenal pada masa ini. Pada masa ini diduga telah tumbuh perdagangan dengan jalan tukar menukar barang (barter) yang diperlukan. Dalam hal ini sebagai alat berhubungan diperlukan adanya bahasa. Para ahli berpendapat bahwa bahasa Indonesia pada masa ini adalah Melayu Polinesia atau dikenal dengan sebagai bahasa Austronesia.

MASA PERUNDAGIAN
Dalam masa neolithik manusia bertempat tinggal tetap dalam kelompok-kelompok serta mengatur kehidupannya menurut kebutuhan yang dipusatkan kepada menghasilkan bahan makanan sendiri (pertanian dan peternakan). Dalam masa bertempat tinggal tetap ini, manusia berdaya upaya meningkatkan kegiatan-kegiatannya guna mencapai hasil yang sebesar-besarnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada zaman ini jenis manusia yang mendiami Indonesia dapat diketahui dari berbagai penemuan sisa-sisa rangka dari berbagai tempat, yang terpenting di antaranya adalah temuan-temuan dari Anyer Lor (Banten), Puger (Jawa Timur), Gilimanuk (Bali) dan Melolo (Sumbawa). Dari temuan kerangka yang banyak jumlahnya menunjukkan ciri-ciri manusia. Sedangkan penemuan di Gilimanuk dengan jumlah kerangka yang ditemukan 100 buah menunjukkan ciri Mongoloid yang kuat seperti terlihat pada gigi dan muka. Pada rangka manusia Gilimanuk terlihat penyakit gigi dan encok yang banyak menyerang manusia ketika itu.

Berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan dapat diketahui bahwa dalam masyarakat Bali pada masa perundagian telah berkembang tradisi penguburan dengan cara-cara tertentu. Adapun cara penguburan yang pertama ialah dengan mempergunakan peti mayat atau sarkofagus yang dibuat dari batu padas yang lunak atau yang keras. Cara penguburannya ialah dengan mempergunakan tempayan yang dibuat dari tanah liat seperti ditemukan di tepi pantai Gilimanuk (Jembrana). Benda-benda temuan ditempat ini ternyata cukup menarik perhatian di antaranya terdapat hampir 100 buah kerangka manusia dewasa dan anak-anak, dalam keadaan lengkap dan tidak lengkap. Tradisi penguburan dengan tempayan ditemukan juga di Anyar (Banten), Sabbang (Sulawesi Selatan), Selayar, Rote dan Melolo (Sumba). Di luar Indonesia tradisi ini berkembang di Filipina, Thailand, Jepang dan Korea.

Kebudayaan megalithik ialah kebudayaan yang terutama menghasilkan bangunan-bangunan dari batu-batu besar. Batu-batu ini mempunyai biasanya tidak dikerjakan secara halus, hanya diratakan secara kasar saja untuk mendapat bentuk yang diperlukan. di daerah Bali tradisi megalithik masih tampak hidup dan berfungsi di dalam kehidupan masyarakat dewasa ini. Adapun temuan yang penting ialah berupa batu berdiri (menhir) yang terdapat di Pura Ratu Gede Pancering Jagat di Trunyan. Di pura in terdapat sebuah arca yang disebut arca Da Tonta yang memiliki ciri-ciri yang berasal dari masa tradisi megalithik. Arca ini tingginya hampir 4 meter. Temuan lainnya ialah di Sembiran (Buleleng), yang terkenal sebagai desa Bali kuna, disamping desa-desa Trunyan dan Tenganan. Tradisi megalithik di desa Sembiran dapat dilihat pada pura-pura yang dipuja penduduk setempat hingga dewasa ini. dari 20 buah pura ternyata 17 buah pura menunjukkan bentuk-bentuk megalithik dan pada umumnya dibuat sederhana sekali. Di antaranya ada berbentuk teras berundak, batu berdiri dalam palinggih dan ada pula yang hanya merupakan susunan batu kali.

Temuan lainnya yang penting juga ialah berupa bangunan-bangunan megalithik yang terdapat di Gelgel (Klungkung).Temuan yang penting di desa Gelgel ialah sebuah arca menhir yaitu terdapat di Pura Panataran Jro Agung. Arca menhir ini dibuat dari batu dengan penonjolan kelamin wanita yang mengandung nilai-nilai keagamaan yang penting yaitu sebagai lambang kesuburan yang dapat memberi kehidupan kepada masyarakat.

MASUKNYA AGAMA HINDU
Dalam masa neolithik manusia bertempat tinggal tetap dalam kelompok-kelompok serta mengatur kehidupannya menurut kebutuhan yang dipusatkan kepada menghasilkan bahan makanan sendiri (pertanian dan peternakan). Dalam masa bertempat tinggal tetap ini, manusia berdaya upaya meningkatkan kegiatan-kegiatannya guna mencapai hasil yang sebesar-besarnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada zaman ini jenis manusia yang mendiami Indonesia dapat diketahui dari berbagai penemuan sisa-sisa rangka dari berbagai tempat, yang terpenting di antaranya adalah temuan-temuan dari Anyer Lor (Banten), Puger (Jawa Timur), Gilimanuk (Bali) dan Melolo (Sumbawa). Dari temuan kerangka yang banyak jumlahnya menunjukkan ciri-ciri manusia. Sedangkan penemuan di Gilimanuk dengan jumlah kerangka yang ditemukan 100 buah menunjukkan ciri Mongoloid yang kuat seperti terlihat pada gigi dan muka. Pada rangka manusia Gilimanuk terlihat penyakit gigi dan encok yang banyak menyerang manusia ketika itu.

Berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan dapat diketahui bahwa dalam masyarakat Bali pada masa perundagian telah berkembang tradisi penguburan dengan cara-cara tertentu. Adapun cara penguburan yang pertama ialah dengan mempergunakan peti mayat atau sarkofagus yang dibuat dari batu padas yang lunak atau yang keras. Cara penguburannya ialah dengan mempergunakan tempayan yang dibuat dari tanah liat seperti ditemukan di tepi pantai Gilimanuk (Jembrana). Benda-benda temuan ditempat ini ternyata cukup menarik perhatian di antaranya terdapat hampir 100 buah kerangka manusia dewasa dan anak-anak, dalam keadaan lengkap dan tidak lengkap. Tradisi penguburan dengan tempayan ditemukan juga di Anyar (Banten), Sabbang (Sulawesi Selatan), Selayar, Rote dan Melolo (Sumba). Di luar Indonesia tradisi ini berkembang di Filipina, Thailand, Jepang dan Korea.

Kebudayaan megalithik ialah kebudayaan yang terutama menghasilkan bangunan-bangunan dari batu-batu besar. Batu-batu ini mempunyai biasanya tidak dikerjakan secara halus, hanya diratakan secara kasar saja untuk mendapat bentuk yang diperlukan. di daerah Bali tradisi megalithik masih tampak hidup dan berfungsi di dalam kehidupan masyarakat dewasa ini. Adapun temuan yang penting ialah berupa batu berdiri (menhir) yang terdapat di Pura Ratu Gede Pancering Jagat di Trunyan. Di pura in terdapat sebuah arca yang disebut arca Da Tonta yang memiliki ciri-ciri yang berasal dari masa tradisi megalithik. Arca ini tingginya hampir 4 meter. Temuan lainnya ialah di Sembiran (Buleleng), yang terkenal sebagai desa Bali kuna, disamping desa-desa Trunyan dan Tenganan. Tradisi megalithik di desa Sembiran dapat dilihat pada pura-pura yang dipuja penduduk setempat hingga dewasa ini. dari 20 buah pura ternyata 17 buah pura menunjukkan bentuk-bentuk megalithik dan pada umumnya dibuat sederhana sekali. Di antaranya ada berbentuk teras berundak, batu berdiri dalam palinggih dan ada pula yang hanya merupakan susunan batu kali.

Temuan lainnya yang penting juga ialah berupa bangunan-bangunan megalithik yang terdapat di Gelgel (Klungkung).Temuan yang penting di desa Gelgel ialah sebuah arca menhir yaitu terdapat di Pura Panataran Jro Agung. Arca menhir ini dibuat dari batu dengan penonjolan kelamin wanita yang mengandung nilai-nilai keagamaan yang penting yaitu sebagai lambang kesuburan yang dapat memberi kehidupan kepada masyarakat.

MASA 1343-1846
KEDATANGAN EKSPEDISI GAJAH MADA
Ekspedisi Gajah Mada ke Bali dilakukan pada saat Bali diperintah oleh Kerajaan Bedahulu dengan Raja Astasura Ratna Bumi Banten dan Patih Kebo Iwa. Dengan terlebih dahulu membunuh Kebo Iwa, Gajah Mada memimpin ekspedisi bersama Panglima Arya Damar dengan dibantu oleh beberapa orang arya. Penyerangan ini mengakibatkan terjadinya pertempuran antara pasukan Gajah Mada dengan Kerajaan Bedahulu. Pertempuran ini mengakibatkan raja Bedahulu dan putranya wafat. Setelah Pasung Grigis menyerah, terjadi kekosongan pemerintahan di Bali. Untuk itu, Majapahit menunjuk Sri Kresna Kepakisan untuk memimpin pemerintahan di Bali dengan pertimbangan bahwa Sri Kresna Kepakisan memiliki hubungan darah dengan penduduk Bali Aga. Dari sinilah berawal wangsa Kepakisan.

PERIODE GELGEL
Karena ketidakcakapan Raden Agra Samprangan menjadi raja, Raden Samprangan digantikan oleh Dalem Ketut Ngulesir. Oleh Dalem Ketut Ngulesir, pusat pemerintahan dipindahkan ke Gelgel (dibaca /gɛl'gɛl/). Pada saat inilah dimulai Periode Gelgel dan Raja Dalem Ketut Ngulesir merupakan raja pertama. Raja yang kedua adalah Dalem Watu Renggong (1460—1550). Dalem Watu Renggong menaiki singgasana dengan warisan kerajaan yang stabil sehingga ia dapat mengembangkan kecakapan dan kewibawaannya untuk memakmurkan Kerajaan Gelgel. Di bawah pemerintahan Watu Renggong, Bali (Gelgel) mencapai puncak kejayaannya. Setelah Dalem Watu Renggong wafat ia digantikan oleh Dalem Bekung (1550—1580), sedangkan raja terakhir dari zaman Gelgel adalah Dalem Di Made (1605—1686).

ZAMAN KERAJAAN KLUNGKUNG
Kerajaan Klungkung sebenarnya merupakan kelanjutan dari Dinasti Gelgel. Pemberontakan I Gusti Agung Maruti ternyata telah mengakhiri Periode Gelgel. Hal itu terjadi karena setelah putra Dalem Di Made dewasa dan dapat mengalahkan I Gusti Agung Maruti, istana Gelgel tidak dipulihkan kembali. Gusti Agung Jambe sebagai putra yang berhak atas takhta kerajaan, ternyata tidak mau bertakhta di Gelgel, tetapi memilih tempat baru sebagai pusat pemerintahan, yaitu bekas tempat persembunyiannya di Semarapura.

Dengan demikian, Dewa Agung Jambe (1710-1775) merupakan raja pertama zaman Klungkung. Raja kedua adalah Dewa Agung Di Made I, sedangkan raja Klungkung yang terakhir adalah Dewa Agung Di Made II. Pada zaman Klungkung ini wilayah kerajaan terbelah menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Kerajaan-kerajaan kecil ini selanjutnya menjadi swapraja (berjumlah delapan buah) yang pada zaman kemerdekaan dikenal sebagai kabupaten.

KERAJAAN - KERAJAAN PECAHAN KLUNGKUNG
Kerajaan Badung, yang kemudian menjadi Kabupaten Badung.
Kerajaan Mengwi, yang kemudian menjadi Kecamatan Mengwi.
Kerajaan Bangli, yang kemudian menjadi Kabupaten Bangli.
Kerajaan Buleleng, yang kemudian menjadi Kabupaten Buleleng.
Kerajaan Gianyar, yang kemudian menjadi Kabupaten Gianyar.
Kerajaan Karangasem, yang kemudian menjadi Kabupaten Karangasem.
Kerajaan Klungkung, yang kemudian menjadi Kabupaten Klungkung.
Kerajaan Tabanan, yang kemudian menjadi Kabupaten Tabanan.
Kerajaan Denpasar,yang kemudian menjadi Kota Madya Denpasar

MASA 1846 - 1949
Pada periode ini mulai masuk intervensi Belanda ke Bali dalam rangka "pasifikasi" terhadap seluruh wilayah Kepulauan Nusantara. Dalam proses yang secara tidak disengaja membangkitkan sentimen nasionalisme Indonesia ini, wilayah-wilayah yang belum ditangani oleh administrasi Batavia dicoba untuk dikuasai dan disatukan di bawah administrasi. Belanda masuk ke Bali disebabkan beberapa hal: beberapa aturan kerajaan di Bali yang dianggap mengganggu kepentingan dagang Belanda, penolakan Bali untuk menerima monopoli yang ditawarkan Batavia, dan permintaan bantuan dari warga Pulau Lombok yang merasa diperlakukan tidak adil oleh penguasanya (dari Bali).

PERLAWANAN TERHADAP ORANG - ORANG BELANDA
Masa ini merupakan masa perlawanan terhadap kedatangan bangsa Belanda di Bali. Perlawanan-perlawanan ini ditandai dengan meletusnya berbagai perang di wilayah Bali. Perlawanan-perlawanan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Perang Buleleng (1846)
Perang Jagaraga (1848--1849)
Perang Kusamba (1849)
Perang Banjar (1868)
Puputan Badung (1906)
Puputan Klungkung (1908)

Dengan kemenangan Belanda dalam seluruh perang dan jatuhnya kerajaan Klungkung ke tangan Belanda, berarti secara keseluruhan Bali telah jatuh ke tangan Belanda.

ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA
Sejak kerajaan Buleleng jatuh ke tangan Belanda mulailah pemerintah Belanda ikut campur mengurus soal pemerintahan di Bali. Hal ini dilaksanakan dengan mengubah nama raja sebagai penguasa daerah dengan nama regent untuk daerah Buleleng dan Jembrana serta menempatkan P.L. Van Bloemen Waanders sebagai controleur yang pertama di Bali.

Struktur pemerintahan di Bali masih berakar pada struktur pemerintahan tradisional, yaitu tetap mengaktifkan kepemimpinan tradisional dalam melaksanakan pemerintahan di daerah-daerah. Untuk di daerah Bali, kedudukan raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, yang pada waktu pemerintahan kolonial didampingi oleh seorang controleur. Di dalam bidang pertanggungjawaban, raja langsung bertanggung jawab kepada Residen Bali dan Lombok yang berkedudukan di Singaraja, sedangkan untuk Bali Selatan, raja-rajanya betanggung jawab kepada Asisten Residen yang berkedudukan di Denpasar.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga administrasi, pemerintah Belanda telah membuka sebuah sekolah rendah yang pertama di Bali, yakni di Singaraja (1875) yang dikenal dengan nama Tweede Klasse School. Pada tahun 1913 dibuka sebuah sekolah dengan nama Erste Inlandsche School dan kemudian disusul dengan sebuah sekolah Belanda dengan nama Hollands Inlandshe School (HIS) yang muridnya kebanyakan berasal dari anak-anak bangsawan dan golongan kaya.

LAHIRNYA ORGANISASI PERGERAKAN
Akibat pengaruh pendidikan yang didapat, para pemuda pelajar dan beberapa orang yang telah mendapatkan pekerjaan di kota Singaraja berinisiatif untuk mendirikan sebuah perkumpulan dengan nama "Suita Gama Tirta" yang bertujuan untuk memajukan masyarakat Bali dalam dunia ilmu pengetahuan melalui ajaran agama. Sayang perkumpulan ini tidak burumur panjang. Kemudian beberapa guru yang masih haus dengan pendidikan agama mendirikan sebuah perkumpulan yang diberi nama "Shanti" pada tahun 1923. Perkumpulan ini memiliki sebuah majalah yang bernama "Shanti Adnyana" yang kemudian berubah menjadi "Bali Adnyana".

Pada tahun 1925 di Singaraja juga didirikan sebuah perkumpulan yang diberi nama "Suryakanta" dan memiliki sebuah majalah yang diberi nama "Suryakanta". Seperti perkumpulan Shanti, Suryakanta menginginkan agar masyarakat Bali mengalami kemajuan dalam bidang pengetahuan dan menghapuskan adat istiadat yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Sementara itu, di Karangasem lahir suatu perhimpunan yang bernama "Satya Samudaya Baudanda Bali Lombok" yang anggotanya terdiri atas pegawai negeri dan masyarakat umum dengan tujuan menyimpan dan mengumpulkan uang untuk kepentingan studiefonds.

ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG
Setelah melalui beberapa pertempuran, tentara Jepang mendarat di Pantai Sanur pada tanggal 18 dan 19 Februari 1942. Dari arah Sanur ini tentara Jepang memasuki kota Denpasar dengan tidak mengalami perlawanan apa-apa. Kemudian, dari Denpasar inilah Jepang menguasai seluruh Bali. Mula-mula yang meletakkan dasar kekuasaan Jepang di Bali adalah pasukan Angkatan Darat Jepang (Rikugun). Kemudian, ketika suasana sudah stabil penguasaan pemerintahan diserahkan kepada pemerintahan sipil.

Karena selama pendudukan Jepang suasana berada dalam keadaan perang, seluruh kegiatan diarahkan pada kebutuhan perang. Para pemuda dididik untuk menjadi tentara Pembela Tanah Air (PETA). Untuk daerah Bali, PETA dibentuk pada bulan Januari tahun 1944 yang program dan syarat-syarat pendidikannya disesuaikan dengan PETA di Jawa.

ZAMAN KEMERDEKAAN
Menyusul Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 23 Agustus 1945, Mr. I Gusti Ketut Puja tiba di Bali dengan membawa mandat pengangkatannya sebagai Gubernur Sunda Kecil. Sejak kedatangan beliau inilah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Bali mulai disebarluaskan sampai ke desa-desa. Pada saat itulah mulai diadakan persiapan-persiapan untuk mewujudkan susunan pemerintahan di Bali sebagai daerah Sunda Kecil dengan ibu kotanya Singaraja.

Sejak pendaratan NICA di Bali, Bali selalu menjadi arena pertempuran. Dalam pertempuran itu pasukan RI menggunakan sistem gerilya. Oleh karena itu, MBO sebagai induk pasukan selalu berpindah-pindah. Untuk memperkuat pertahanan di Bali, didatangkan bantuan ALRI dari Jawa yang kemudian menggabungkan diri ke dalam pasukan yang ada di Bali. Karena seringnya terjadi pertempuran, pihak Belanda pernah mengirim surat kepada Rai untuk mengadakan perundingan. Akan tetapi, pihak pejuang Bali tidak bersedia, bahkan terus memperkuat pertahanan dengan mengikutsertakan seluruh rakyat.

Untuk memudahkan kontak dengan Jawa, Rai pernah mengambil siasat untuk memindahkan perhatian Belanda ke bagian timur Pulau Bali. Pada 28 Mei 1946 Rai mengerahkan pasukannya menuju ke timur dan ini terkenal dengan sebutan "Long March". Selama diadakan "Long March" itu pasukan gerilya sering dihadang oleh tentara Belanda sehingga sering terjadi pertempuran. Pertempuran yang membawa kemenangan di pihak pejuang ialah pertempuran Tanah Arun, yaitu pertempuran yang terjadi di sebuah desa kecil di lereng Gunung Agung, Kabupaten Karangasem. Dalam pertempuran Tanah Arun yang terjadi 9 Juli 1946 itu pihak Belanda banyak menjadi korban. Setelah pertempuran itu pasukan Ngurah Rai kembali menuju arah barat yang kemudian sampai di Desa Marga (Tabanan). Untuk lebih menghemat tenaga karena terbatasnya persenjataan, ada beberapa anggota pasukan terpaksa disuruh berjuang bersama-sama dengan masyarakat.

PUPUTAN MARGARANA
Pada waktu staf MBO berada di desa Marga, I Gusti Ngurah Rai memerintahkan pasukannya untuk merebut senjata polisi NICA yang ada di Kota Tabanan. Perintah itu dilaksanakan pada 18 November 1946 (malam hari) dan berhasil baik. Beberapa pucuk senjata beserta pelurunya dapat direbut dan seorang komandan polisi NICA ikut menggabungkan diri kepada pasukan Ngurah Rai. Setelah itu pasukan segera kembali ke Desa Marga. Pada 20 November 1946 sejak pagi-pagi buta tentara Belanda mulai nengadakan pengurungan terhadap Desa Marga. Kurang lebih pukul 10.00 pagi mulailah terjadi tembak-menembak antara pasukan Nica dengan pasukan Ngurah Rai. Pada pertempuran yang seru itu pasukan bagian depan Belanda banyak yang mati tertembak. Oleh karena itu, Belanda segera mendatangkan bantuan dari semua tentaranya yang berada di Bali ditambah pesawat pengebom yang didatangkan dari Makassar. Di dalam pertempuran yang sengit itu semua anggota pasukan Ngurah Rai bertekad tidak akan mundur sampai titik darah penghabisan. Di sinilah pasukan Ngurah Rai mengadakan "Puputan" atau perang habis-habisan di desa margarana sehingga pasukan yang berjumlah 96 orang itu semuanya gugur, termasuk Ngurah Rai sendiri. Sebaliknya, di pihak Belanda ada lebih kurang 400 orang yang tewas. Untuk mengenang peristiwa tersebut pada tanggal 20 november 1946 di kenal dengan perang puputan margarana, dan kini pada bekas arena pertempuran itu didirikan Tugu Pahlawan Taman Pujaan Bangsa.

KONFERENSI DENPASAR
Pada tanggal 7 sampai 24 Desember 1946, Konferensi Denpasar berlangsung di pendopo Bali Hotel. Konferensi itu dibuka oleh Hubertus Johannes van Mook yang bertujuan untuk membentuk Negara Indonesia Timur (NIT) dengan ibu kota Makassar (Ujung Pandang).

Dengan terbentuknya Negara Indonesia Timur itu susunan pemerintahan di Bali dihidupkan kembali seperti pada zaman raja-raja dulu, yaitu pemerintahan dipegang oleh raja yang dibantu oleh patih, punggawa, perbekel, dan pemerintahan yang paling bawah adalah kelian. Di samping itu, masih ada lagi suatu dewan yang berkedudukan di atas raja, yaitu dewan raja-raja.

PENYERAHAN KEDULATAN
Agresi militer yang pertama terhadap pasukan pemeritahan Republik Indonesia yang berkedudukan di Yogyakarta dilancarakan oleh Belanda pada tanggal 21 Juli 1947. Belanda melancarkan lagi agresinya yang kedua 18 Desember 1948. Pada masa agresi yang kedua itu di Bali terus-menerus diusahakan berdirinya badan-badan perjuangan bersifat gerilya yang lebih efektif. Sehubungan dengan hal itu, pada Juli 1948 dapat dibentuk organisasi perjuangan dengan nama Gerakan Rakyat Indonesia Merdeka (GRIM). Selanjutnya, tanggal 27 November 1949, GRIM menggabungkan diri dengan organisasi perjuangan lainnya dengan nama Lanjutan Perjuangan. Nama itu kemudian diubah lagi menjadi Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) Sunda Kecil.

Sementara itu, Konferensi Meja Bundar (KMB) mengenai persetujuan tentang pembentukan Uni Indonesia - Belanda dimulai sejak akhir Agustus 1949. Akhirnya, 27 Desember 1949 Belanda mengakui kedaulatan RIS. Selanjutnya, pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS diubah menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

DAFTAR KABUPATEN DAN KOTA DI BALI
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Badung Badung
2 Kabupaten Bangli Bangli
3 Kabupaten Buleleng Singaraja
4 Kabupaten Gianyar Gianyar
5 Kabupaten Jembrana Negara
6 Kabupaten Karangasem Karangasem
7 Kabupaten Klungkung Klungkung
8 Kabupaten Tabanan Tabanan
9 Kota Denpasar -

DAFTAR GUBERNUR BALI
1. Anak agung bagus sutedja : tahun 1950 - 1958
2. I Gusti Bagus Oka : tahun 1958 - 1959
3. Anak agung bagus sutedja : tahun 1959 - 1965
4. I Gusti putu martha : tahun 1965 - 1967
5. Soekarmen : tahun 1967 - 1978
6. Prof. Dr. Ida Bagus mantra : tahun 1978 - 1988
7. Prof. Dr. Ida bagus oka : tahun 1988 - 1993
8. Drs. Dewa made beratha : tahun 1993 - 2008
9. I made mangku pastika : tahun 2008 - 2013



BIODATA PULAU BALI :
Batas Wilayah :
- Utara : Laut Bali
- Selatan : Samudera Indonesia
- Barat : Provinsi Jawa Timur
- Timur : Provinsi Nusa Tenggara Barat

Hari Jadi Bali : 14 Agustus 1959
Ibukota : Denpasar (Dahulu Singaraja)
Koordinat : 9º 0' - 7º 50' LS
114º 0' - 116º 0' BT
Luas : 5.634 KM2
Situs Web : www.baliprov.go.id
Lagu Daerah : Bali Jagaddhita

Sejarah Kerajaan Bali


OPINI | 31 July 2012 | 21:11 Dibaca: 9264   Komentar: 0   1 aktual
Pada umumnya sejarah Bali kuno, sampai sekarang ku­rang dikenal, meskipun sejarah Bali kuno sebenarnya telah di teliti oleh beberapa sarjana. keadaan yang demikian ini disebabkan antara lain, karena banyak lontar-lontar dan prasasti yang sampai sekarang masih disimpan dan dihormati. Penyelidikan lontar-lontar dan prasasti di bali sering kali mengalami kesulitan karena adat. krtinya’penduduk atau de­sa yang menyimpan tidak mengijinkan prasasti untuk dibaca, orang lain, karena mereka percaya bahwa pembacaan itu akan mengakibatkan malapetaka atau kematian. Sering kali terja­di, prasasti boleh atau dapat dibaca setelah diadakan ban­ten atau saji-sajian. Namun, hal ini bukan suatu garansi bahwa sajiesajian tadi membebaskan segala hambatan.
Beberapa di antara lontar-lontar itu ada yang berupa kidung-kidung, bab, dan lain-lain. Kidung-kidung ini di­karang karang oleh orang Bali pada masa sesudah jaman Majapahit atau pada waktu berkembangnya kerajaan Gelgel dan Klungkung. Di samping itu ada beberapa lontar seperti Kidung Harsawijoyo, Kidung Ranggalawe, kidung Sunda Usana Jawa dan Bali. Kebanyakan dari kitab-kitab tersebut isinya ten­tang keadaan raga-raja Majapahit mulai tahun 1293. Pulau Bali sendiri tahun 1343M telah ditaklukkan oleh N ajapa­hit.
Sejarah Bali kuno, antara a bad IX samapi abad. XIV, di dalam kidung -kidung dan. usana-usana tersebut di atas tak pernah disinggung, kecuali beberapa raja seperti UGRA­SENA dan JAYAPENGUS.
Penelithan sejarah Bali oleh para ahli guru mi”)aru dimulai tahun 1885 yang di pelopori oleh DR. hh. Vkh DER TUUK dan DR. JL,BRANDES mereka umumnya sarjana berke bangsaan Belanda..Usaha mereka ini kemudian dilanjutkan oleh para ah­li seperti : DR. PV. VAN STEIN CALLLiiFBLS, DR. WF STUTTER­HEIN’, DR.R. GURIS. Kemudian setelah Indonesia merdeka pe­nelitian sejarah Bali dilakukan oleh para ahli bangsa Indo nesia seperti: Rtut Ginarsa,’,irs. MAI Sukarta K, Atmadjo. Meskipun penelitian telah dimulai tahun 1885, tidak ber­arti penelitian cuaah sempu.rna atau selesai bahkan seba­liknya.
Berita yang tertua dari bangsa asing yang menyambut pulau Bali berasal dari berita Cina. Yakni dari dinasti Tang (618-908 M) antara lain menyebutkan bahwa Holing ter ‘letak di kepulauan di lautan sebelaah selatan. Di timurnya terletak PO-LI dan disebelah baratnya T0-PO-TEN G, di se­belah utara Chen-la (Kamboja) . P. PELLLIOT mengidentifikasikan P0-li dengan Bali.
Selanjutnya menyebutkan.pula tentang negeri Dwa-pa tan letaknya di selatan hamboja, jauhnya dua bulan berlayar. Negeri itu letaknya di sebelah timur ho-ling dan se belah utaranya laut Dwa-pa-tan sama dengan Bali.
Sesudah itu tidak diperoleh lagi berita apapun mengenai Bali, dari minaDemikian pula berita asing lainny, boleh dikatakan tidak ada sama sekali mungkin karena letak geografis Bali yang jauh dari jalan perdagangan pada masa, itu.
Berita tertua dari Bali sendiri, berupa prasasti yang tidak berangka tahun. Bahasanya Sangskerta, jumlahnya beberapa buah, keadaannya banyak yang rusak. Akibatnya tulisannya tak dapat dibaca. Di samping itu, ditemukan juga beberapa buah cap kecil dari tanah lihat, besarnya kira­-kira 2,5 cm, yang disimpan dalam stupa kecil. Cap ini ditulisi dengan mantra-mantra agama Budha, dalam bahasa Sangskerta.
Selanjutuya pembicaraan akan difokuskan pada per­kembangan sejarah politik Bali kuno, dengan menggunakan bahan utama prasasti. Untuk memudahkan akan diketengahkan beberapa prasasti yang terpenting yang disusun secara kronologis.
882 M. Prasasti ini mlerupakan prasasti yang tertua yang menggunakan bahasa Bali kuno. Selain itu juga masih ada prasasti lain yang ditulis dalam bahasa Sangskerta. Prasasti tahun 882 11 itu ti­d ak memuat nama raja, sehingga tak dapat diten­tukan aslinya.
882-914 M. Dalam periode ini terdapat prasasti yang ditu­lis dalam bahasa Bali Kuno. Dari pa6anya dapat diketahui adanya pusat pemerintahan (istana ra­ja) yang bernama SINGArvANDAwA. Sayang dalam prasasti tersebut tidak disebut namaa rajanya.
917 M. Di desa Sanur dekat Denpasar pernah ditemukan sebuah prasasti yang berbentuk sebuah tugu. Prasasti ini tidak berangka tahun, tetapi menggunakan angka tahun dalam bentuk Candrasang kala. Bunyinya: khecara-Wahni-Murti yang mem­punyai nilai angka 339 saka atau 917 M. Isinya antara lain tenting adanya suatu expedisi dari raja KESARIWARNA DEWA mempunyai istana di Singhadwala, Prasasti Sanurr ini juga menunjuk­kan bukti tenting suatu dinasti di pulau Bali yakni, bernama: WARNA DEWA. Suatu keanehan dari prasasti ini ialah sifatnya bilingual atau me­nggunakan dun bahasa.
Bagian pertama : buhasa Bali kuno, dengan hurup Nagari
Bagian ke dua : bahasa sangskerta dengan hurup Bali kuno
Apa tujuan menggunakan kombinasi yang aneh ini ? belum dapat diketahui dengan pasti.
915-942 M. Dalam periode ini ditemukan 9 buah prasasti da­ri raja yang disebut dengan gelarnya : Sri Ugra­sena. Melihat dari namanya nampaknya raja Ugra­sena tidak termasuk anggota dinasti Warnadewa. Nungkin merupakan salah seorang raja yang ber­diri sendiri.
955 M. Didapatkan nama seorang raja TABANENDRAWARNA
962 M. Di Bali memerintah raja Sri Candrabhayasimhar­madewa. Prasasti yang berangka tahun 962 M itu meriwayatkan tentang pembangunan sebuah. Tempat pemandian di desa hanukaya (Nanukaraya). Sekarang pemandian ini disebut TIRTHA EMPUL.
975 M. Yang memerintah waktu itu ialah raja Sri Jana­sadhuwarmmadewa.
984 M. Bertahta seorang ratu dengan gelar Sri Maharaja Sri Wijayamahadewi. Dinasti Warmadowa terkenal di Bali, karena merupakan dinasti yang pertama dikenal. Sesungguhnya raja-raja yang disebut di atas hanya dikenal karena namanya saja. Se­gi-segi lain dari I-ehidupan mereka tidak dapat diketahui. Sampai pada tahun 984 r., prasasti­prasasti di .ali umumnya ditulis dalam bahasa Bali kuno, Keadaan ini kemudian berubah pada tahun-tahun berikutnya.
989-1010 M. Di Bali memerintah Sri Dharrnodayanawarmodewa (Udayana) beserta permaisurinya SriGunapriya­dharrnapatni. rerrnaisuri ini berasal dari Jawa puteri dari Makutawangsawardhana, keturunan ra­ja Sindok dari Jawa Timur. Pemerintahan kedua suami istri ini termasuk yang paling terkenal di Bali, karena merupakan suatu periode’yang penting baik secara politis maupun kebudayaan. Balam prasasti yang dikeluarkan selama 989-1010 Pi. nama permaisuri Sri Gunapriyadharmmapatni selalu disebut lebih dahulu. begitu pules sejak tahun 989 Pi. bahasa Jawa Kuno sudah dipakai da­lam prasasti-prasasti di Bali. Kedua hal tadi memberi petunjuk bahwa pulau Bali waktu itu te­lah berada mendapat pengaruh) di bawwh kekuasa­an politik Jawa. Mungkin akibat pengaruh politik raja Dharmawangsa. Kedua suami is tri.itu ter­kenal pula karena kemudian mempunyai’;putera Airlangga yang kelak akan menjadi salah seorang bestir di pulau Jawa. rermaisuri Gunapriyadhar­.mapatni mungkin sekali meninggal pada tahun 1010 M Di makamkan dalam arca perwujudan sebagai Durgamahis-asuramardini. hrtinya Durga yang se­dang membunuh m usuhnya dalam bentuk seekor ker­bau. Viengapa justru digambarkan sebagai dewi Durga yang menakutkan itu?. Hal ini tidak jelas, tetapi barangkali ada hubungannya.-dengan ang­gapan di Bali bahwa puteri Gunapriyadharmapatni itu lama dengan Calon A.rang. Yaitu seorang janda yang terkenal menakutkan dalam dongeng rakyat : Bali. Sejak,tahun 1011 Udayana memerintah sen­diri sedang wafatnya tidak diketahui dengan je­las kepan. Makamnya disebutkan di Banu Wka, yang sampai sekarang belum dapat diketahui dimana letaknya.

Pengunjung PRSU Kagumi Pariwisata Tapteng


Medan, (Analisa). Pengunjung Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) ke-41 mengagumi objek wisata Tapanuli Tengah (Tapteng). Hal itu, terlihat dengan antusias mereka menggali berbagai informasi tentang negeri wisata sejuta pesona itu.
"Lihat saja itu. Saat kita memasuki paviliun Tapteng, kita sudah disuguhi dengan miniatur objek wisata Pulau Mursala yang sangat indah. Selain itu, Pantai Kahona yang mirip pantai di Pulau Bali," ujar seorang pengunjung, Dedy bersama istrinya, Kamis (29/3) malam.

Dedy yang sehari-hari berprofesi sebagai guru itu menyebutkan, sejak lama ia ingin mengunjungi objek wisata Tapteng. "Saya ingin menikmati panorama pulau dan pantainya," ujarnya.

Penanggungjawab Paviliun Tapteng yang juga Kepala Bagian Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Tapteng, Berlin Doloksaribu, SE kepada wartawan menjelaskan, Tapteng negeri wisata sejuta pesona. Ratusan pulau dan pantai yang sangat menawan.

Pulau Mursala, yang jaraknya sekira 15 mil dari Pandan yang terletak di Kecamatan Tapian Nauli, terdapat air terjun yang indah. Uniknya lagi, terumbu karang dan ikan nemo di pertemuan antara air tawar dan air laut.

Pesona lainnya yang terhampar di Pulau Situngkus, Pulau Porlak, Pulau Bakkar, Pulau Batu Layar, Pulau Raja Jangi, Pulau Putih, Pulau Putri Runduk.

Wisata pantai

Selain itu, wisata pantai meliputi Pantai Pulau Bakkar (Sitardas), Pantai Pandan, Pantai Muara (Kolang), Pantai Binasi (Kedai Gadang), terumbu karang (Pulau Mursala), Pantai Binasi (Sorkam Barat), Pantai Botot (Sorkam), Pantai Sitiris-tiris (Andam Dewi), Pantai Kalangan (Pandan) dan Pantai Mursala (ikan namo).

Kemudian terdapat wisata air terjun seperti Air Terjun Pane (Kolang), Air Terjung Aloban Bair (Pariaha), Air Terjun Sibuni-buni (Sibuluan), Air Terjun Aek Nabobar (Poriaha), Air Terjun Parhonongan Gajah (Tapian Nauli), Air Terjun Golkar (Tapian Nauli), Air Terjun Aek Horsik (Badiri), Air Terjun Aek Meranti (Sitahuis), Air Terjun Huraraja (Tukka), Air Terjun Siabalabal (Tapian Nauli).

Sementara itu, wisata sejarah di Barus meliputi Makam Mahligai, Makam Papan Tinggi, Makam Tuan Ambar, Makam Tuan Ibrahim Syah, Makam Tuan Macdum. Selanjutnya, di Bonandolok terdapat tugu perjuangan, Makam Ferdinand L.Tobing, Makam Raja Panggabean dan di Andam Deli ada Batu Ping.

Sarana untuk menggalakkan potensi wisata Tapteng terus dilengkapi seperti, hotel berbintang dan bandara. Bahkan, Bupati Tapteng, Raja Bonaran Situmeang, SH, M.Hum terus melakukan serangkaian upaya memberdayakan dunia pariwisata, tandasnya. (iqb)

Kalender Bangsa Maya

ARTIKEL LIPUTANKITA, Astrologi, Info & Tips, IPTEK   No comments

Nah biar kamu tambah tahu mengenai info tentang bangsa Maya yang meramalkan kiamat tahun 2012, harusnya kamu tau donk kalender bangsa maya. Apa itu kalender Maya? Ini merupakan kalender yang disusun oleh sebuah peradaban yang dikenal dengan nama Maya pada kisaran 250-900 M.
Suku Maya mengkombinasi dua kalender (Tzolk yang berakhir 260 hari dan Haab yang berakhir 365 hari) ini membentuk “Calendar Round” yang akan berakhir setelah 52 Haab (sekitar 52 tahun).
Karena tak bisa merekam kejadian sejarah yang lebih tua dari 52 tahun, Suku Maya punya solusi lain. Dengan metode yang cukup inovatif, mereka bisa memperluas jangkauan “Calendar Round” yang tadinya cuma 52 tahun itu.
Sebagai jawaban atas penanggalan yang lebih panjang, Suku Maya membuat sistem penanggalan “Long Count” atau “Perhitungan Panjang”, kalender yang akan berakhir setelah 5126 tahun. Penanggalan ini bergantung pada basik perhitungan dengan unit 20. Kalender modern saat ini menggunakan basik perhitungan dengan unit 10.
Untuk hari pertama, kalendernya akan seperti ini : 0.0.0.0.1 dan pada hari ke-19 akan menjadi 0.0.0.0.19. Jika mencapai angka 20, kalendernya akan jadi : 0.0.0.1.0. Perhitungan ini akan menunjukkan 0.0.1.0.0 untuk satu tahun dan 0.1.0.0.0 untuk kisaran 20 tahun dan 1.0.0.0.0 utuk kisaran 400 tahun. Maka untuk penanggalan 2.10.12.7.1, akan melambangkan penanggalan untuk hari ke-1 di bulan ke-7 dan tahun 1012.
Nah, menurut kepercayaan suku Maya, sesuatu yang buruk akan terjadi jika kalender “Long Count” berakhir. Berbagai pembagian dilakukan para ahli, namun karena suku Maya mendasarkan perhitungan numerik pada siklus 13 dan 20, maka bisa jadi hari terakhir kalender mereka adalah 13.0.0.0.0. Kapankah itu? Angka 13.0.0.0.0 merepresentasikan 5126 tahun dan “Long Count” ini berawal pada 0.0.0.0.0 yakni 11 Agustus 3114 SM menurut penanggalan Gregorian.
Nah dengan demikian, kalender Maya akan berakhir 5126 tahun kemudian yakni 21 Desember 2012. Inilah yang jadi dasar berpikir tentang kiamat di tahun 2012.
Fakta yang ada menyatakan Nubuat Kiamat Suku Maya murni berdasarkan kalender yang memang tidak didesain untuk menghitung penanggalan setelah 2012. Hal ini disebabkan karena suku Maya mendasarkan perhitungan pada siklus 13 dan 20.
Arkeo-astronom Maya bahkan masih memperdebatkan masalah kalender “Long Count” ini. Pertanyaannya, apakah kalender ini akan kembali ke 0.0.0.0.0 setelah 13.0.0.0.0 atau akan terus berlanjut sampai 20.0.0.0.0 (sekitar 8000M) dan kemudian kembali ke 0.0.0.0.0.
Sumber : Universe Today

Sepuluh Provinsi Dapat Penghargaan


Sepuluh Provinsi, diantaranya Riau, Babel, DKI Jakarta, Jawa Tengah, yogjakarta, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur mendapatkan penghargaan dari Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi. Kesepuluh provinsi ini dinilai telah bekerja baik dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS.
Menteri Dalam Negeri selaku Wakil Ketua Komisi Penanggulangan Aids (KPA), Gamawan Fauzi menghimbau kepada para gubernur untuk memberikan perhatian khusus terhadap penanggulangan HIV dan AIDS yang merupakan salah satu bagian dari pencapaian tujuan Pembangunan Millenium ( MDG / Millenium Development Goal) tujuan 6.
          Hal tersebut dikatakan Mendagri ketika memimpin Rapat Kerja Gubernur  dalam membahas Percepatan Pencapaian MDG untuk HIV dan AIDS, di Jakarta. Rapat Kerja tersebut dihadiri oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat HR. Agung Laksono selaku Ketua KPA Nasional dan Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH.
          Selain melakukan Rapat Kerja Gubernur, Mendagri juga memberikan penghargaan bagi provinsi maupun Kabupaten/Kota yang telah bekerja baik dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS. Adapun provinsi yang mendapatkan penghargaan diantaranya Riau, Babel, DKI Jakarta, Jawa Tengah, yogjakarta, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur.
          Menurut Menteri, di Indonesia hampir tidak ada provinsi yang dinyatakan bebas dari HIV DAN AIDS, bahkan diperkirakan saat ini HIV dan AIDS sudah ditemukan lebih dari separuh jumlah Kabupaten/Kota di Indonesia. Berdasarkan laporan triwulan Menkes hingga Desember 2010, secara komulatif tercatat 24.131 kasus AIDS.
          Jika dilihat dari cara penularannya, mayoritas penularan melalui heteroseksual (52,7%), disusul pengguna narkoba suntik (38,3%), dan lelaki seks dengan lelaki (3,0%). Sebagian besar kasus AIDS tersebut didapatkan pada kelompokusia 20-29 tahun yaitu 47,4% dan kelompok umur 30-39 tahun sebesar 31,3% dan kelompok umur 40-49 tahun sebesar 9,4%.
          “Dari 5 juta lelaki yang ‘berbelanja’ seks sedikit sekali yang menggunakan kondom. Dari catatan data, pekerja seks yang terkena AIDS hanya 17%.Artinya, sekitar 80% justru bukan pekerja seks wanita, bias saja ibu yang baik kemudian terkena AIDS,” jelas Gamawan.        
          “Ini sesuatu yang mengerikan. Karenanya masalah tesebut harus dibahas secara menyeluruh dan berani mengatakan simbol simbol persoalannya atau sesungguhnya,” imbuh Menteri.
          Diakuinya, memang agak sulit untuk memberikan pemahaman kepada mereka yang rentan terhadap HIV dan AIDS. Apalagi lokalisasi agak sulit diberantas. Untuk itulah diperlukan keterbukaan untuk mengatakan strategi apa yang harus dilakukan, meski harus pahit dan tidak popular dan banyak tantangan namun selama tujuannya untuk kepentingan orang banyak, Gamawan yakin pasti akan berhasil.
          Menurut Gamawan, sejak otonomi daerah tahun 1999 yang efektif berlaku pada awal tahun 2000, banyak program yang menjadi program di daerah. Namun persoalannya, tidak semua berjalan dengan baik. Salah satunya penanggulangan HIV dan AIDS. Sebaliknya, ada beberapa daerahyang sudah memberikan perhatian khusus menyediakan tim perawatan dan pengecekan, sehingga yang sudah tertular HIV tidak sampai tertular AIDS.
          Bila saat ini ada sekitar 55 ribu terkena HIV dan 24 ribu tertular AIDS, ke depanya penyebarannya bisa dihambat agar penderita HIV tidak lebih besar dari AIDS. Untuk itu, pengetahuan tentang HIV AIDS harus terus menerus ditingkatkan di beberapa daerah di Indonesia sehingga akan menjadi sebuah program yang serius. “Karena angka-angka tersebut sudah menakutkan kita semua,”kata Mendagri.
          Ia pun membayangkan bila yang ‘berbelanja’ seks bertambah menjadi 10 juta, lalu mereka banyak ‘berbelanja’ seks, bisa dibayangkan berapa banyak penduduk Indonesia yang tertular HIV AIDS. Setiap daerah, lanjut dia mempunyai cara tersendiri untuk mencegah agar HIV AIDS tidak meluas, misalnya melalui pemuka agama, tokoh-tokoh adat, jalurpendidikan ataupun kesehatan. Bila dihindari bersama, Mendagri yakin angka-angka tersebut akan berkurang, “Gubernur, Bupati dan Walikota yang paling tahu kekuatan masing-masingdaerah untuk menghambat ini,”jelas Gamawan.

Berkembang Pesat

            Epidemi HIV berkembang sangat pesat di seluruh dunia  termasuk Indonesia. Kasus ini telah mengakibatkan kematian 25 juta orang dan saat ini telah terdapat lebih dari 33 juta orang hidup dengan HIV (sumber SRAN 2010-2014), Setiap hari secara estimasi di dunia terdapat 7.400 kasus baru HIV atau 5 orang permenit dan 96% diantaranya merupakan populasi di negara berkembang.
          Melalui Peraturan Presiden No. 75 Tahun 2006 mengenai peran dan Fungsi KPA Nasional, telah dimulai intensifikasi penanggulangan HIV dan AIDS Indonesia. Dengan dikeluarkannya Rencana Aksi Nasional  (RAN) 2007-2010 yang kemudian dilanjutkan dengan Strategi dan Rencana Aksi Nasional  (SRAN) 2010-2014, KPAN telah berupaya ilai upaya pencapaian universal akses ditahun 2015.
          Sementara itu Ketua KPA Nasional, Agung Laksono mengatakan, mengacu pada SRAN 2010-2014, sejak Juli 2010, upaya penanggulangan AIDS yang komprehensif, yang dikenal sebagai Total Football telah dilaksanakan di 33 provinsi dan 137 Kabupaten/Kota. Namun sebagian besar yaitu sebanyak 74% pembiayaan untuk penanggulangan AIDS masih bersumber dari bantuan luar negeri, terutama Global Fund, AUSAID dan USAID, “Namun harus kita sadari bantuan ini bersifat sementara,” kata Agung. Ia menambahkan, dengan adanya pengarustamaan penanggulangan AIDS dalam RPJMN dan RPJMD kemudian dengan meningkatnya APBN dan APBD maka ketergantungan kepada bantuan luar negeri bisa makin berkurang.
          Menurut  Agung, suksesnya upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di daerah 4 tahun ke depan sangat tergantung pada komitmen dan kepemimpinan para Gubernur dan jajarannya untuk bersama masyarakat sipil berupaya sekuat tenaga mengalahkan virus HIV. (Liefyany / RS)
Sumber :TERPADU, Media Komunikasi Pembangunan Desa Terpadu, 2011, Volume 2 Tags :Sepuluh Provinsi Dapat Penghargaan

Gambaran Kehidupan Manusia setelah Mati







 
Sahabat Ma'adz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah...terangkan kepadaku tentang makna firman Allah "ketika ditiup sangkakala, lalu kamu datang berkelompok-kelompok"". Lalu menangislah Rasulullah SAW. Cucuran air matanya membasahi pakaiannya. Engkau telah menanyakan sesuatu yang dahsyat. Umatku akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam 12 kelompok-kelompok tabiat.

* Kelompok pertama : Dibangkitkan tanpa kaki dan tangan, seraya terdengar suara dari sisiNya,
"Mereka adalah orang-orang yang mengganggu tetangganya. Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya".

* Kelompok kedua : Dibangkitkan dalam bentuk babi, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah balasan bagi orang-orang yang bermalas-malasan melakukan sholat dan nerakalah tempatnya".

* Kelompok ketiga : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan perutnya besar menggunung yang dipenuhi ular dan kalajengking, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran orang-orang yang menahan zakat dan nerakalah tempatnya".

* Kelompok keempat : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan darah mengalir dari mulut, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang berdusta dalam perkara jual beli dan nerakalah tempatnya".

* Kelompok kelima : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan bau busuk, lebih busuk dari bau bangkai. seraya terdengar suara dari sisiNya, "inilah ganjaran bagi orang-orang yang melakukan maksiat (perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat islam) secara sembunyi karena takut terlihat orang tapi tidak takut dari pengawasan Allah dan nerakalah tempatnya".

* Kelompok keenam : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan terputus lehernya, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang memberikan kesaksian palsu dan nerakalah tempatnya".

* kelompok ketujuh : Dibangkitkan dari kuburnya tanpa memiliki lidah dan dari mulutnya keluar darah dan nanah. Seraya terdengar suara dari sisiNya, "inilah ganjaran bagi orang-orang yang tidak mau memberikan kesaksian dan nerakalah tempatnya".

* Kelompok kedelapan : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan tertunduk dan kedua kakinya berada diatas kepala, seraya terdengar suara dari sisiNya, "inilah ganjaran bagi orang-orang yang suka melakukan zina dan terlanjur mati sebelum bertobat dan nerakalah tempatnya".

* Kelompok kesembilan : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan berwajah hitam dan matanya biru serta perutnya penuh api, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang memakan harta dan merampas hak anak-anak yatim secara zalim dan nerakalah tempatnya".

* Kelompok kesepuluh : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan sakit kusta dan sopak, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang mendurhakai orang tuanya dfan nerakalah tempatnya".

* Kelompok kesebelas : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan buta hati, buta mata. Giginya seperti tanduk kerbau. Bibir dan lidahnya bergelantungan mencapai dada, perut dan paha. Dan dari perutnya keluar kotoran. Seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang meminum khamr (yang memabukan/alkohol) dan nerakalah tempatnya".

* Kelompok kedua belas : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan wajah bercahaya, seperti bulan purnama. Melewati Shirath Al-Mustaqim secepat kilat menyambar angin. Seraya terdengar suara dari sisiNya "Mereka adalah orang-orang yang melakukan amal sholeh kebajikan. Menjauhi segala kemaksiatan. Rajin memenuhi panggilan sholat dan mati setelah bertobat. Maka ganjaran mereka adalah Pengampunan, Rahmat, dan Ridho serta Surga dari ALLAH SWT".

"Ya Alllah,,, masukanlah hambaMU ini ke dalam golongan orang-orang yang selalu beriman kepadaMu ya Allah,,, jauhkan panas api neraka dari kami ya Allah....."

___________________
Pengirim : Yarry Anditian

Pentingnya Mendorong Pelaku Usaha Mikro Dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)


Pemberdayaan Usaha Mikro (UM)
           Pemberdayaan LKM haruslah mencakup dua aspek ,yaitu aspek regulasi dan aspek penguatan kelembagaan. Kedua aspek ini tidak boleh berdiri sendiri harus saling terkait dan mendukung, sehingga mampu membentuk sinergi dalam pengembangan usaha mikro.
          Dalam aspek regulasi, berdasarkan studi kasus dan pengalaman selama ini masih terbatasnya layanan kerangka hukum keuangan mikro, kurang memadainya peraturan pengawasan, serta masih diterapkannya bentuk kredit bersubsidi dengan target sasaran tertentu, tanpa mendesain system tabungan sebagai investasi masyarakat.
          Sedangkan dalam aspek kelembagaan secara ekonomi di tingkat pedesaan belum tersentuhnya kelembagaan yang memungkinkan masyarakat turut serta berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengelolaannya. Oleh karena itu instrumen yang dibutuhkan dengan menghadirkan pembentukan Badan Usaha yang dapat mengayomi kesempatan berusaha bagi masyarakat yakni melalui BUMDes.
          Pemerintah telah berkomitmen dengan mengadopsi resolusi PBB tentang The International Year of Mikrocredit 2005, menyebabkan sangat diperlukannya kebijakan nasional bagi keuangan mikro untuk mengatasi keterbatasan perbankan melalui penciptaan lingkungan yang memungkinkan LKM yang sudah ada saat ini untuk memperluas pelayanan mereka serta mendukung terbentuknya berbagai LKM untuk mengisi pelayanan permodalan mikro terutama di wilayah perdesaan, dan BUMDes diharapkan dapat menjawab keberadaan LKM dimaksud.
          Bentuk layanan keuangan mikro secara formal dimiliki oleh Perbankan dan Koperasi yang sejujurnya belum menjangkau layanan keuangan mikro di daerah perdesaan dimana mayarakat sangat membutuhkan sentuhan modal usaha. Sedangkan bentuk lain berupa layanan keuangan mikro di daerah perdesaan dimana
Masyarakat sangat membutuhkan sentuhan modal usaha. Sedangkan bentuk lain berupa layanan keuangan informal yang dimiliki oleh masyarakat perdesaan itu sendiri yakni atau disebut LKM Bukan Bank dan Bukan Koperasi (LKM B3K) dan sudah beroperasi puluhan tahun.
          Bedasarkan pendataan sebaran LKM B3K sebagaimana diamanatkan dalam inpres 3 Tahun 2010 tentang Pembangunan Yang Berkeadilan,diperintahkan kepada Kementerian Dalam Negeri untuk menginventarisir LKM B3K yang masih beroperasi di perdesaan jumlahnya + 61.400 unit (hampir menyamai jumlah desa di Indonesia).
          Sebaran LKM B3K ini segera mungkin dapat mempunyai kekuatan hukum, dengan bertranformasi menjadi BPR, Koperasi, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagaimana telah disepakati melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Koperasi dan UKM, dan Gubernur Bank Indonesia, dan BUMDes secara de fakto mempunyai kekuatan legalitas yang diakui menurut Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah.

Peran LKM-B3K Dalam BUMDes 
           Mengingat sentralnya perananLKM B3K dalam BUMDes, maka pemerintah berkewajiban memberikan perhatian yang serius dan konsisten, dan merupakan kebijakan yang tidak terpisahkan dengan program pengentasan kemiskinan. Oleh karena itu, sangatlah tepat bila pada pasal 3 UU No.20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dinyatakan bahwa Usaha Mikro, bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Untuk itu, sinergitas penyusunan kebijakan setiap level pemerintahan sangat diperlukan dan disesuaikan dengan kewenangan masing-masing sebagaimana yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
          Berkaitan dengan kebijakan otonomi daerah, strategi pengembangan BUMDes tidak semata didasarkan pada aspek target pertumbuhan ekonomi, akan tetapi yang lebih penting adalah menciptakan aktifitas ekonomi yang kondusif di tingkat desa paling tidak memecahkan kendala pengembangan usaha desa guna mendorong peningkatan pendapatan masyarakat sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara luas.
          Komitmen dalam pemberdayaan BUMDes perlu juga memperhatikan kewenangan penyelenggaraan pembinaan kepemerintahan. Hubungan kerjasama antar dunia usaha dan pemerintah daerah perlu senantiasa dijaga agar dapat saling sinergi. Oleh karena itu, salah satu peran yang diemban oleh provinsi adalah mengkoordinasikan dan menserasikan kebijakan dan program penyelenggaraan pembinaan usaha ekonomi masyarakat.
          Dalam hal penyelenggaraan pembinaan LKM B3K melalui BUMDes, maka perlu menekankan adanya aspek “keterpaduan” dimana pembinaan dislenggarakan dengan mengintegrasikan berbagai kepentingan, antara lain, adalah Pemerintahan, pemerintah daerah, dan pengusaha Mikro di perdesaan.

Pijakan Regulasi
          Sebagaimana digariskan dalam Peraturan pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, pada era otonomi daerah saat ini, banyak urusan pemerintah berupa kewenangan untuk mengatur fungsi pelayanan masyarakat telah diserahkan ke daerah, baik tingkat provinsi ataupun Kabupaten dan Kota. Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat.
          Perangkat kebijakan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, sebagai landasan berpijak dengan memperhatikan struktur kelembagaannya di tingkat Desa yakni melalui BUMDes berdasarkan Permendagri No. 39 Tahun 2010. Proses fasilitasi pengembangan BUMDes agar dapat diteruskan dengan program-program yang konkrit dan dapat diimplementasikan penyelenggaraan perencanaan, dan pengendalian secara terpadu.

 Kondisi Obyektif
           Rendahnya produktivitas pelayanan di Desa selama ini lebih disebabkan oleh lemahnya sumberdaya manusia di bidang manajemen, organisasi yang kurang professional, penguasaan teknologi dan pemasaran yang lemah, serta rendahnya kualitas kewirausahaan dari para pelaku usaha mikro.
          Masalah pengembangan BUMDes juga bertambah rumit karena kebanyakan usaha mikro kurang difasilitasi dengan akses terhadap permodalan, informasi, pasar, teknologi dan factor-faktor penunjang bisnis lainnya. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dalam bentuk affirmative action atau tindakan keberpihakan, yakni bahwa pemerintah dan pemerintah daerah memang harus mengembangkan BUMDes.
          Ada dua piihak yang diharapkan berperan aktif dalam mengembangkan BUMDes:
  1. Pemerintah Daerah, diharapkan membantu dalam regulasi, program maupun bantuan teknis dan permodalan.
  2. Swasta, diharapkan melakukan kemitraan pendampingan maupun permodalan baik yang terkait langsung dengan kegiatan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat maupun program perusahaan seperti Corporate Social Responsibility (CSR).

Perspektif BUMDes Ke Depan
          Kebijakan pemerintah dalam upaya pengembangan BUMDes, diperlukan suatu pemahaman yang terukur dan mendalam (diagnosis) untuk mengetahui apa sebenarnya permasalahan yang dihadapi oleh tiap-tiap usaha BUMDes di masyarakat yang akan dibina. Pembinaan tidak mungkin berhasil tanpa adanya pemahaman yang utuh atas kebutuhan klien dan tidak berkesinambungan.
          Pengembangan BUMDes membutuhkan pembinaan yang berkelanjutan guna mencapai sasaran. Perlunya pengembangan BUMDes, antara lain:
  1. Pengembangan unit usaha BUMDes idealnya bertumpu pada potensi dan kondisi local serta lebih berorientasi pada proses yang partisipatif;
  2. Pengembangan BUMDes bukan hanya pada strategi pemecahan permasalahan saja, tapi sampai pada strategi rencana tindak pengembangan unit usaha;
  3. Pengembangan BUMDes hendaknya melibatkan seluruh stakeholders, baik komponen masyarakat, pemerintah dan legislative serta dunia usaha.

Sumber :TERPADU, Media Komunikasi Pembangunan Desa Terpadu, 2011, Volume 1 Tags :PENTINGNYA MENDORONG PELAKU USAHA MIKRO DALAM BADAN USAHA MILIK DESA BUMDes

Desa, Ujung Tombak Pembangunan Nasional


Drs. Ayip Muflich,  SH,M.Si
Pelaksanaan Kegiatan Nasional yang diselenggarakan Direktorat Jenderal PMD, Kementerian Dalam Negeri seperti, Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM), Lomba Desa dan Kelurahan, Hari Kesatuan Gerak PKK (HKG-PKK), dan Gelar Teknologi Tepat Guna (Gelar TTG) dapat dijadikan ajang pertemuan bagi para aparat pemerintah provinsi, kabupaten dan kota sebagai media untuk saling, tukar pengalaman dalam pelaksanaan berbagai program serta kebijakan.
          Hal tersebut dikatakan Direktur Jenderal PMD, Drs. Ayip Muflich, SH,MS.i dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Sekditjen PMD, Drs. H. Achmad Zubaidi, M.Si, dalam Rapat Kerja Teknis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Rakernis PMD) Tahun 2011, di Pontianak. Rakernis PMD ini diselenggarakan di sela-sela kegiatan Peringatan Gerakan Nasional Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat VIII (BBRGM) dan Hari Kesatuan Gerak PKK Ke- 39.
          Diharapkan, pertemuan tersebut menghasilkan suatu gambaran tentang permasalahan di daerah serta solusi yang dapat diambil untuk mengatasi  permasalahan tersebut. “Pemetaan terhadap berbagai isu-isu strategis serta solusi yang dihasilkan agar menjadi salah satu tolak ukur kita dalam merencanakan program dan kegiatan untuk tahun anggaran 2012 sehingga kebijakan yang dihasilkan oleh daerah dapat mendukung pemerintah dalam menanggulangi permasalahan nasional,” jelas Ayip.
          Menurut Dirjen,bahwa ujung tombak pembangunan nasional adalah pembangunan di tingkat pedesaan. Kebijakan ini kiranya dapatlah dipahami, mengingat dari sekitar 234,2 juta penduduk Indonesia, sekitar 14,15 % adalah penduduk miskin, dan mereka umumnya tinggal di perdesaan dan daerah kumuh perkotaan. “Untuk itu perlu kiranya kita duduk bersama dalam pertemuan ini untuk melakukan pemetaan terhadap berbagai permasalahan dan isu-isu strategis yang dapat kita angkat dalam rangka penanggulangan kemiskinan di wilayah  masing-masing,” kata dia.
          Dalam Rakernis PMD yang dipimpin Sekditjen, Drs. H. Achmad Zubaidi, M.Si, bertanya ke beberapa peserta yang berasal dari beberapa wilayah di Indonesia, apakah ada diantara para peserta yang hadir menginginkan agar provinsinya dijadikan kegiatan akbar BBRGM pada tahun 2012. Zubaidi pun dengan bijak menampung beberapa usulan yang menurut pendapatnya untuk melakukan kegiatan nasional tidak hanya melibat perorangan tetapi melibatkan banyak pihak dengan berbagai pertimbangan. Bahkan ketika ada peserta yang usul agar kegiatan tersebut diselenggarakan di Papua, Zubaidi berpendapat tidak semudah itu menyelenggarakan kegiatan nasional di sana, “Yang paling utama jadual penerbangan ke sana sangat terbatas, begitu juga sarana dan prasarana yang ada, “kata dia.
          Sementara itu, Direktur Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat, Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat, Ditjen PMD, Drs. Nuryanto, MPA meminta kepada para peserta Rakernis PMD untuk mencermati makna penting dari kegiatan BBRGM yang senantiasa dihadiri oleh presiden RI. “Ada kajian politis bahwa nilai-nilai dan makna yang besar bagi bangsa jangan hanya terlihat pada bulan mei. Bulan Mei mewarnai 11 bulan lainnya bahwa semangat gotong royong ada di setiap bulan, “kata Nuryanto.
          Nuryanto meminta hendaknya kegiatan nasional BBRGM tidak sekedar seremonial semata, tetapi bermanfaat bagi masyarakat,” Kedepan kita wujudkan semangat gotong royong lebih ditingkatkan,”kata dia. Dalam Rakernis PMD ada beberapa point yang dibahas oleh para peserta diantaranya tentang BumDesa dan pasar desa, BBRGM dan HKG PKK  lomba desa/kelurahan, Gelar TTG dan Anugerah Si Kompak.


Terbatas SDM

            Kasubdit pengkreditan dan Simpan Pinjam, Direktorat Usaha Ekonomi Masyarakat, Anang Sudiana,SE,MM, mengungkapkan, BumDesa dinilai kurang banyak. Hal ini disebabkan, terbatasnya SDM. “SDM yang mengelola BumDesa masih lemah karena kurangnya mengikuti Bintek. Seandainya sudah mengikuti Bintek, kerap dimutasi akibatnya menghambat perkembangan keberadaan  BumDesa,”kata anang yang berharap agar sosialisasi BumDesa dilaksanakan berulang-ulang sehingga mendorong desa untuk membentuk BumDesa. Menurut dia, masalah lain yang menyebabkan BumDesa kurang berkembang karena keuangan daerah yang terbatas. Daerah tidak memprioritaskan pembentukan BumDesa, “Untuk itu kemitraan dengan pemilik modal sangatlah dibutuhkan.
          Ia menambahkan, selain masalah BumDesa masalah lain adalah tentang pasar desa. Saat ini pasar desa dibanjiri pasar modern. Ini disebabkan lemahnya pengawasan, karena diperlukan proteksi keberpihakan pasar desa. Selain itu, terbatasnya dana untuk pembangunan pasar desa, provinsi juga kesulitan membangun pasar desa yang nyaman.
          “Masih adanya pengelolaan pasar desa oleh kabupaten, kepemilikan asset tidak jelas. Padahal bila diserahkan ke desa bisa dikelola dengan bagus karena dilaksanakan oleh desa itu sendiri,”kata dia seraya menambahkan, pengurusan pasar desa masih bersifat tradisional.Sehingga perlu diadakan Bintek,”.
          Sementara itu, Direktur Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat, Drs. Nuryanto, MPA menuturkan permasalahan-permasalahan yang kerap dialami dalam kegiatan BBRGM diantaranya banyak daerah belum menganggarkan kegiatan BBRGM. Belum libatkan SKPD lain, masih ada aparat PMD belum paham ke-PMDan sehingga perlu sosialisasi BBRGM.
          Sedangkan Direktur Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat, Direktorat Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat, Dr.Ir. Sapto Supono,M.Si, mengatakan agar pelaksanaan BBRGM dan HKG PKK tetap disatukan dengan alternatif  waktu awal Mei untuk pencanangan tingkat nasional dan akhir Mei untuk acara puncak di tingkat provinsi,”Pada acara puncak BBRGM dan HKG PKK diusulkan pula pemberian penghargaan kepada Pemda berprestasi,”katanya. (Liefyany)
Tags :Desa, Ujung Tombak Pembangunan Nasional

cara bangkit dari kesedihan


Setiap orang pasti pernah mengalami masa-masa sulit. Penyebabnya macam-macam, bisa karena sedang patah hati, sakit secara fisik, bokek alias tidak punya uang, dan semacamnya. Pada saat-saat seperti itu, bisa jadi orang mengalami frustrasi, depresi, dan ekstremnya, mencoba bunuh diri.
Mudah-mudahan Anda tidak usah seperti itu. Coba tip di bawah ini untuk menemukan kembali semangat diri.
1. Ayunkan tubuh dan bernyanyi
Pasang musik favorit, terutama yang berirama disko atau dance. Sambil bergoyang, Anda juga bisa ikut menyanyi.
2. Tersenyum
Tersenyum bisa ‘mengakali’ otak. Maksudnya, karena otot-otot Anda memaksakan senyum, otak akan berpikir bahwa Anda sedang senang.
3. Habiskan waktu dengan orang-orang tercinta
Ada orang yang senang kongkow dengan teman-temannya, ada juga yang senang bermain dengan anak-anak kecil. Terserah yang mana pilihan Anda, yang jelas pilihan kedua amat menyenangkan. Bayangkan Anda mencubit pipi seorang bocah, menyaksikan keriangannya menjilat es krim, bermain di kolam renang, atau melakukan apa pun. Percayalah, keriangan anak-anak akan menular pada Anda.
4. Hadiahi diri Anda sendiri
Kalau ada pekerjaan yang tidak Anda sukai, jangan ditunda. Segera kerjakan, supaya setelah itu usai, Anda bisa memberi kado bagi diri Anda sendiri. Hadiahnya tak usah mahal-mahal amat, bisa berupa memanjakan diri di spa atau salon, berendam di kamar mandi, membaca majalah atau buku, atau tak melakukan apa pun sambil mengunyah dua keping cokelat.
5. Bersihkan sekeliling Anda
Keadaan yang kacau balau memang bikin dada sesak. Karena itu, bebenahlah. Biarkan segala sesuatu berada di tempat yang seharusnya. Seni kuno Feng Shui menyebutkan bahwa mengenyahkan kekacaubalauan di suatu tempat berarti akan mengusir energi negatif dari sana. Cobalah.
6. Lakukan tindakan
Bila ada sesuatu yang membuat Anda cemas, entah itu kesehatan, pekerjaan, atau kehidupan rumah tangga, lakukan sesuatu. Jangan biarkan suatu masalah menjadi berlarut-larut, menggerogoti kebahagiaan Anda, dan ‘menikam’ apa yang seharusnya Anda peroleh.
7. Berpikir positif
Para konsultan psikologis tak akan pernah bosan menghadiahi kedua kata ini. Sebab, ujung-ujungnya, segala masalah bisa terasa lebih ringan kalau Anda selalu berusaha berpikir positif.
8. Jadi orang yang kreatif
Kalau cuma duduk melamun sambil mengeluh bahwa dunia ini tidak adil, sudah jelas dunia ini memang ‘terasa’ tidak adil. Anda tidak punya kesibukan, sih. Cari sesuatu yang menyibukkan diri, seperti mengerjakan pekerjaan tangan, memasak, berkebun, meredekorasi rumah, dan sebagainya.
9. Menulis
Banyak ahli setuju bahwa menulis dapat menghilangkan stres. Cobalah dengan menuangkan apa yang Anda alami ke dalam selembar kertas. Anda akan kaget melihat hasilnya.
10. Berolahraga
Manfaat olahraga pasti sudah Anda ketahui. Tapi, melakukannya ketika Anda sedang sedih, bisa jadi membawa kegunaan lain. Di antaranya adalah, membuat Anda lupa masalah, dan membawa semangat baru. (hannie)
*www.google.com*

Perjalanan dan Sejarah Kota Medan


 03balaikota.jpgKOTA Medan berawal dari sebuah kampung bernama Kampung Medan Putri yang didirikan Guru Patimpus sekitar tahun 1590-an. Guru Patimpus adalah seorang putra Karo bermarga Sembiring Pelawi dan beristrikan seorang putri Datuk Pulo Brayan.


Dalam bahasa Karo, kata "Guru" berarti "Tabib" ataupun "Orang Pintar", kemudian kata "Pa" merupakan sebutan untuk seorang Bapak berdasarkan sifat atau keadaan seseorang, sedangkan kata "Timpus" berarti bundelan, bungkus atau balut.

Dengan demikian, maka nama Guru Patimpus bermakna sebagai seorang Tabib yang memiliki kebiasaan membungkus sesuatu dalam kain yang diselempangkan di badan untuk membawa barang bawaannya. Hal ini dapat diperhatikan pada Monumen Guru Patimpus yang didirikan di sekitar Balai Kota Medan.

Disebabkan letaknya yang berada di Tanah Deli, Kampung Medan juga sering dikenal sebagai Medan Deli. Lokasi asli Kampung Medan adalah sebuah tempat di mana Sungai Deli bertemu dengan Sungai Babura. Terdapat berbagai kerancuan dari berbagai sumber literatur mengenai asal-usul kata "Medan" itu sendiri.

Dari catatan penulis-penulis Portugis yang berasal dari awal abad ke-16, disebutkan Kota Medan berasal dari nama "Medina", sedangkan sumber lainnya menyatakan Medan berasal dari bahasa India "Meiden". Yang lebih kacau lagi ada sebagian masyarakat menyatakan Medan merupakan tempat atau area bertemunya berbagai suku sehingga disebut sebagai medan pertemuan.

Adapula yang mengatakan ketika para saudagar Arab yang kebetulan melihat tanah Medan sekarang, mengatakan Median yang berarti datar atau rata dan memang pada kenyataannya Medan memiliki kontur tanah yang rata mulai dari pantai Belawan hingga daerah Pancur Batu.

Dalam salah satu Kamus Karo-Indonesia yang ditulis Darwin Prinst SH: 2002, Kata "Medan" berarti "menjadi sehat" ataupun "lebih baik". Hal ini memang berdasarkan pada kenyataan Guru Patimpus benar adanya adalah seorang tabib yang dalam hal ini memiliki keahlian dalam pengobatan tradisional Karo pada masanya.

Medan pertama kali ditempati suku Karo. Hanya setelah penguasa Aceh, Sultan Iskandar Muda, mengirimkan panglimanya, Gocah Pahlawan Bergelar Laksamana Khoja Bintan untuk menjadi wakil Kerajaan Aceh di Tanah Deli, barulah Kerajaan Deli mulai berkembang.

Perkembangan ini ikut mendorong pertumbuhan dari segi penduduk maupun kebudayaan Medan. Di masa pemerintahan Sultan Deli kedua, Tuanku Panglima Parunggit (1669-1698), terjadi perang kavaleri dan sejak itu Medan menjadi pembayar upeti kepada Sultan Deli.

Era "90-an dan 2000
Pada 4-7 Mei 1998, Medan dilanda kerusuhan besar yang menjadi titik awal kerusuhan-kerusuhan besar yang kemudian terjadi di sepanjang Indonesia, termasuk "Peristiwa Mei 1998" di Jakarta. Dalam kerusuhan yang terkait gerakan "Reformasi" ini, terjadi pembakaran, perusakan maupun penjarahan yang tidak dapat dihentikan.

Saat ini, kota Medan telah kembali tersenyum. Pembangunan sarana dan prasarana umum gencar dilakukan. Meski jumlah jalan-jalan yang rusak dan berlubang masih ada. Kendala klasik yang dihadapi kota modern seperti Medan adalah kemacetan dan membludaknya timbunan sampah. Ya, kini Medan menyerupai ibukota yang juga mengalami kondisi serupa. (berbagai sumber)


Teks foto: Gedung Walikota di malam hari.

Credit foto: Waspada/Handaya Wira Yuga


sumber : http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&catid=38:kreasi&id=24725:perjalanan-dan-sejarah-kota-medan

Peristiwa Kehidupan Manusia


Dalam kehidupan manusia seringkali terjadi berbagai peristiwa, baik itu senang atau sedih, datang silih berganti. Sulit untuk semua orang yang bisa menerimanya dengan penuh keikhlasan atau ketabahan luar biasa.
Dengan adanya keluarga, teman, sahabat, atau kekasih mampu menghibur kita dikala datangnya masa-masa sulit, tetapi apa jadinya bila semua itu tidak mampu menjadi obat penyembuh luka di hati,
Membaca merupakan salah satu obat mujarab penyembuh sakit hati, menumbuhkan motivasi yang luar biasa dan tidak diketahui kapan datangnya. Kata-kata di dalamnya mampu menggerakkan kemampuan berpikir dan bernalar seseorang.
Berbagai kata-kata yang mampu membangkitkan motivasi manusia, antara lain :
”MOTIVASI ADA DALAM KETENANGAN”, Bagaimana Anda dapat melihat keinginan Anda, jika setiap saat selalu berteriak, melompat dan bersorak. Sama seperti ketika membuat jus jeruk, air dan sari jeruk bercampur, jika kita diamkan sejenak maka jelas tampak perbedaan antara air dan larutan. Luangkan waktu untuk diam sejenak dan pehatikan bagaimana suatu hal dapat menjadi jelas. “SIKAP”, jika Anda terus mengkritik diri Anda berati merendahkan diri sendiri, cobalah percaya akan kemampuan diri sendiri dan lihatlah betapa cepatnya Anda mendaki. “TUJUAN HIDUP”, fokuskan tujuan hidup dengan meletakkan tangan anda pada kemudi, seseorang tidak dapat mengendalikan kemudi tatkala tangannya memegang kaca spion dan menoleh ke masa lalu. “MEMBEBASKAN DIRI SEJENAK DARI SUATU HUBUNGAN”, kadang anda perlu menyendiri, tentu menyakitkan tetapi mampu membuat anda berpikir jernih, janganlah takut bergerak maju, dengarlah intuisi anda. “KEGAGALAN”, anda di nilai gagal jika berhenti mencoba, janganlah pernah menyerah. “PERNYATAAN MISI”, seseorang mengetahui kekuatan misi untuk membuat mereka fokus dan berada di jalur yang tepat, luangkanlah waktu, tulis misi anda sepanjang setengah halaman, anda akan kagum setelah membaca kembali dan menjadikannya sebagai pedoman luar biasa. “NIKMATILAH KEKECEWAAN”, setiap manusia memiliki masalah, nikmatilah setiap episode yang terjadi, ketika anda mengalami kekecewaan hari ini, nikmatilah dan hadapi, yakin besok akan berlalu, dengarkanlah apa yang dikatakan diri anda sendiri. “DUNIA MEREFLEKSIKAN APA YANG ANDA RASAKAN”, layaknya memasuki rumah cermin, melihat diri kita, apabila kita tersenyum maka dunia ikut tersenyum, jika kita menangis maka dunia akan menertawai kita, teruslah berusaha maka dunia akan membantu kita. “RASA SAKIT”, terimalah rasa sakit, obati dan ambil tindakan untuk mengatasinya, niscaya anda akan lebih dewasa, menghindarinya hanya akan membuatnya bertambah parah dan menyakitkan. “BEPERGIANLAH SESERING MUNGKIN”, melihat dunia luas dapat memperluas wawasan kita, tidak perlu nerkeliling dunia, cukup membaca buku semuanya akan terpenuhi. “SEPULUH KALI MENARIK NAPAS”, ketika anda kehilangan kendali, tariklah napas sebanyak 10 kali, akan mengembalikan perspektif anda. “RASA TAKUT PASA SESUATU YANG ASING”, yakinkan diri anda kemana akan pergi, bukannya dimana sekarang berada, mencapai tujuan dapat mengalahkan segala-galanya. “SENYUM”, senyumlah seolah-olah anda akan naik ke atas pentas. “KESEMPATAN”, banyak kesempatan menghampiri anda tergantung seberapa besar anda berkonsentrasi. “TEMAN-TEMAN”, yang menarik dalam kehidupan persahabatan adalah teman-teman yang mengajari kita. “KEBERANIAN”, tercipta setelah anda mengalami peristiwa yang menyakitkan, secara mental anda berkembang, tidak ada keberanian tanpa rasa sakit, kedua hal itu saling berkaitan. “KEKAYAAN”, bukan berarti harta banyak, lingkunagn mewah, jabatan tinggi, tetapi kekayaan adalah melakukan hal-hal yang anda cintai. ORANG TUA HANYALAH MANUSIA BIASA, banyak dari kita menyalahkan orang tua atas apa yang mereka ajarkan pada kita, hargailah keberanian mereka membesarkan kita karena mereka sebelumnya tidak memiliki pengalaman atas hal itu.
*www.google.co

Sejarah Kota Pasuruan